Raja Rokok Indonesia Ubah Nama Perusahaan Karena Terinspirasi Mimpi

Bentoel, sebuah perusahaan produsen rokok yang terkenal di Indonesia, telah berakar sejak tahun 1930-an di Malang, Jawa Timur. Didirikan oleh Ong Hok Liong bersama Tjoa Sioe Bian, perusahaan ini berhasil menjelma menjadi salah satu yang terbesar di tanah air.

Kesuksesan Bentoel bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari kombinasi antara visi serta mimpi sang pendiri. Dari sebuah pabrik kecil, Bentoel tumbuh menjadi salah satu ikon industri rokok di Indonesia.

Awalnya, perusahaan ini dikenal dengan nama Strootjes-Fabriek Ong Hok Liong dan kemudian berganti menjadi Hien An Kongsie. Dalam perjalanan bisnisnya, Bentoel memperkenalkan berbagai produk rokok seperti Tjap Burung, Tjap Klabang, dan Djeroek Manis, yang mendapatkan perhatian luas dari masyarakat.

Perubahan Nama dan Mimpi yang Menjadi Kenyataan

Sejak tahun 1951, Bentoel dikenal sebagai NV Pertjetakan Liem An, namun tiga tahun kemudian namanya diubah menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel. Perubahan ini diiringi dengan perkembangan yang pesat dalam hal jumlah karyawan dan inovasi produk.

Dengan jumlah karyawan mencapai angka 3.000 sebelum tahun 1960, Bentoel semakin menunjukkan eksistensinya. Promosi yang gencar menjadi salah satu strategi yang digunakan untuk memperkenalkan merek tersebut kepada masyarakat luas.

Transformasi nama dari NV Pertjetakan Liem An menjadi Bentoel diawali dengan sebuah mimpi yang dialami Ong Hok Liong saat berziarah. Dalam mimpi tersebut, ia melihat ubi talas dan mendapatkan petunjuk untuk mengganti nama pabriknya, yang kemudian berujung pada kesuksesan besar.

Warisan dan Dampak Sosial Ekonomi

Saat Ong Hok Liong meninggal pada tahun 1967, ia telah menjelma menjadi seorang miliuner dan Bentoel sudah menjadi rokok pribumi terbesar kedua di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa visi dan usaha kerasnya telah membawa dampak positif yang besar tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi banyak orang lain.

Anak-anaknya melanjutkan warisan tersebut, dengan Budhiwijaya Kusumanegara menjabat sebagai Presiden Direktur. Di tangan generasi berikutnya, perusahan ini tetap berusaha untuk menjaga tradisi dan nilai yang telah ditanamkan oleh pendirinya.

Namun, perjalanan Bentoel tidak selalu mulus. Setelah tahun 1980-an, kondisi keuangan perusahaan menghadapi tantangan berat, yang memaksa mereka melepas sebagian besar sahamnya. Utang yang menumpuk membuat perusahaan harus mencari solusi yang cepat demi kelangsungan operasional.

Transformasi dan Perubahan Kepemilikan

Pada akhirnya, sekitar 70% saham keluarga Ong Hok Liong dijual kepada pihak lain. Proses ini menunjukkan bahwa perubahan dalam kepemilikan tidak selalu berarti akhir bagi sejarah perusahaan. Peter Sondakh dan Rajawali Wira Bhakti Utama kemudian mengambil alih, membawa Bentoel menuju babak baru.

Pada tahun 1997, Bentoel mengalami perubahan signifikan ketika asetnya dialihkan kepada PT Bentoel Prima, yang menandai berakhirnya PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel. Namun, semangat inovasi dan perubahan tetap hidup di dalam tubuh perusahaan ini.

Seiring berjalannya waktu, PT Bentoel Prima berganti nama menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Perubahan ini menjadi simbol dari adaptasi dan pertumbuhan yang terus menerus dilakukan perusahaan dalam menghadapi tantangan di industri.

Hingga saat ini, Bentoel sebagian besar sahamnya dimiliki oleh British American Tobacco. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun telah melalui berbagai transformasi, Bentoel masih tetap relevan di tengah persaingan industri yang ketat.

Kisah Bentoel adalah bagian dari perjalanan panjang yang mencerminkan dinamika industri rokok di Indonesia. Semoga kisah ini tidak hanya membuka wawasan tentang perusahan ini, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus berinovasi dan berjuang dalam menjalankan visi mereka.