Amazon baru-baru ini mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 14 ribu karyawan korporatnya. Langkah ini diambil untuk memastikan keberlanjutan perusahaan agar tetap efisien dan terfokus pada investasi masa depan.
Informasi mengenai pengurangan jumlah karyawan ini diumumkan oleh eksekutif senior, Beth Galetti, dan telah menimbulkan keprihatinan di kalangan pekerja. Dalam pernyataannya, Galetti menegaskan bahwa keputusan ini merupakan langkah strategis yang bertujuan untuk mengurangi birokrasi yang ada.
Sejumlah karyawan yang terkena dampak memiliki waktu 90 hari untuk mencari posisi baru di dalam perusahaan. Meskipun banyak yang merasa khawatir, upaya ini dianggap perlu demi menciptakan struktur organisasi yang lebih ramping dan responsif.
Pentingnya Efisiensi dan Pengalihan Sumber Daya di Amazon
Keputusan untuk mengurangi jumlah karyawan ini tidak bersifat sembarangan, melainkan merupakan bagian dari rencana besar perusahaan. Dalam menghadapi tantangan dan persaingan di pasar, efisiensi menjadi kata kunci yang sangat signifikan.
Amazon berupaya mengalihkan sumber daya yang ada untuk berinvestasi dalam teknologi baru, salah satunya adalah kecerdasan buatan (AI). Dengan memanfaatkan teknologi ini, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia.
Peralihan menuju otomatisasi ini diharapkan dapat memberikan keunggulan kompetitif. Meskipun ada tantangan di awal, langkah ini diyakini akan menuntun Amazon menuju hasil yang lebih baik dalam jangka panjang.
Arah Strategis Amazon dalam Era Kecerdasan Buatan
Pada Juni 2025, CEO Amazon, Andy Jassy, mengingatkan seluruh karyawan tentang pentingnya memanfaatkan AI sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi. Ini menunjukkan bahwa perusahaan bersungguh-sungguh dalam investasi teknologi canggih untuk mendukung operasional mereka.
Jassy menyatakan bahwa alat AI dapat menggantikan beberapa fungsi yang selama ini dilakukan oleh tenaga kerja manusia. Dengan begitu, diharapkan perusahaan dapat lebih fokus pada inovasi dan pengembangan produk.
Walaupun langkah ini membawa perubahan yang signifikan, risiko yang terkait dengan peralihan ini juga harus diperhatikan. Karyawan di perusahaan harus siap menghadapi dinamika baru yang mungkin muncul akibat transformasi ini.
Dampak Jangka Panjang dari PHK dan Transformasi Digital
Sejarah menunjukkan bahwa Amazon pernah melakukan pengurangan tenaga kerja secara signifikan di masa lalu. Sebanyak 27 ribu pekerja telah diberhentikan antara tahun 2022 hingga 2023, yang menunjukkan bahwa perusahaan pernah mengambil langkah serupa demi efisiensi.
Dalam perubahan ini, Amazon berusaha meningkatkan penggunaan otomatisasi, robotika, dan AI untuk mendukung pertumbuhan. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan kekhawatiran bagi pekerja tentang masa depan pekerjaan mereka di perusahaan.
Meskipun Amazon berjanji akan terus melakukan perekrutan di sektor-sektor kunci, ketidakpastian ini tetap ada. Di tengah usaha untuk efisiensi, perusahaan juga harus memikirkan bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang aman dan tidak membuat karyawan merasa terancam.
