
Pada bulan September 2025, penjualan mobil listrik di seluruh dunia mencapai rekor tertinggi dengan total 2,1 juta unit terjual. Pencapaian ini tidak lepas dari dukungan insentif pemerintah yang kuat serta tingginya minat konsumen di Tiongkok, Eropa, dan Amerika Utara, yang menunjukkan bahwa tren menuju mobil ramah lingkungan semakin mengemuka.
Namun, tidak semua negara merasakan euforia ini. Di Amerika Serikat, berakhirnya beberapa kebijakan keringanan pajak terdampak pasar secara drastis, membuat produsen mobil terpaksa menghentikan produksi dan mengurangi pasokan kendaraan listrik di dalam negeri.
Tiongkok tetap menjadi pemimpin dalam industri mobil listrik global, mencatat penjualan 1,3 juta unit mobil listrik pada bulan September saja. Peningkatan jumlah ini menunjukkan posisi Tiongkok yang semakin dominan di sektor ini, dengan jumlah penjualan kendaraan listrik murni juga mengalami lonjakan yang signifikan.
Di antaranya, mobil bertenaga baterai listrik murni menjadi favorit, dengan pertumbuhan penjualan mencapai 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menghasilkan total 800.000 unit. Sepanjang tahun ini, dari Januari hingga September, penjualan mobil listrik di Tiongkok mencatat angka fantastis, yaitu 9 juta unit.
Angka penjualan tersebut merupakan kenaikan 24 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, mengukuhkan posisi Tiongkok sebagai pasar terbesar dan paling progresif untuk kendaraan listrik. Dengan pencapaian ini, pasar mobil listrik global menghadapi tantangan dan peluang yang menarik untuk masa depan.
Sementara itu, Eropa juga menikmati kinerja yang baik dalam penjualan mobil listrik. Pada bulan September, Eropa mencatat penjualan 427.000 mobil listrik, mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 55 persen dari bulan sebelumnya, dan 36 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Pertumbuhan Mobil Listrik di Tiongkok dan Dampaknya terhadap Pasar Global
Tiongkok terus menunjukkan bahwa ia adalah kekuatan utama dalam industri mobil listrik dengan penjualan yang terus meningkat. Mobil listrik di negara ini bukan hanya tren selintas, melainkan menjadi bagian dari strategi nasional untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih.
Inovasi teknologi dan investasi besar dalam infrastruktur pengisian daya turut menyokong pertumbuhan ini. Dengan lebih dari 1 juta titik pengisian daya yang tersebar di seluruh penjuru negara, konsumen merasa lebih mudah untuk beralih ke kendaraan listrik tanpa kekhawatiran terhadap keterbatasan jarak tempuh.
Dibandingkan dengan negara-negara lain, kecepatan adopsi mobil listrik di Tiongkok lebih cepat berkat dukungan dari pemerintah yang memberikan subsidi serta kebijakan yang memudahkan regu dan individu untuk membeli kendaraan ini. Ini menjadikan Tiongkok sebagai model bagi negara lain yang ingin mengembangkan industri otomotif ramah lingkungan.
Adanya peningkatan kesadaran akan polusi udara dan perubahan iklim membuat masyarakat lebih memilih memilih kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Tiongkok memanfaatkan momentum ini dengan memberikan berbagai insentif dan mempromosikan mobil listrik sebagai solusi untuk masalah transportasi modern.
Melejitnya penjualan mobil listrik di Tiongkok juga memiliki dampak besar terhadap supply chain global. Banyak pabrikan mobil dari seluruh dunia yang telah berinvestasi di dalam pabrik dan teknologi baru di Tiongkok, menunjukkan betapa strategisnya negara ini bagi perkembangan industri otomotif dunia.
Perbandingan dengan Pasar Mobil Listrik di Eropa dan Amerika
Sementara Tiongkok memimpin, Eropa turut mencatatkan angka yang menggembirakan dalam penjualan mobil listrik. Tahun ini, berbagai negara di Eropa menunjukkan pertumbuhan yang lebih dari 30 persen, dengan Jerman dan Norwegia menjadi dua negara yang tertinggi dalam hal adopsi kendaraan listrik.
Fokus Eropa pada pengurangan emisi dan transisi ke green economy menjadi dorongan penting bagi pertumbuhan ini. Kebijakan yang ketat tentang emisi gas buang dan dukungan untuk infrastruktur pengisian daya menjadi strategi kunci yang membantu konsumen beralih ke kendaraan listrik.
Meski begitu, pasar mobil listrik di Amerika Serikat menghadapi tantangan yang cukup berbeda. Berakhirnya insentif pajak membuat beberapa produsen terpaksa meninjau kembali model bisnis mereka, bahkan ada yang menunda peluncuran produk baru. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan pemerintah dalam mendorong transisi energi ini.
Perbedaan ini menjadi pelajaran berharga bagi negara-negara lain yang tengah mengembangkan pasar kendaraan listrik. Kesuksesan Tiongkok dan Eropa membuktikan bahwa kombinasi antara kebijakan pemerintah dan dukungan masyarakat sangat krusial dalam mendorong penjualan mobil listrik.
Pada akhirnya, tren global menuju kendaraan listrik menyiratkan bahwa tidak hanya satu pasar yang akan mendominasi, melainkan akan ada interaksi dan kompetisi yang sehat antar negara dalam mobilitas masa depan yang lebih hijau.
Rencana Masa Depan dan Komitmen untuk Kendaraan Listrik
Ke depan, ada harapan besar untuk pengembangan lebih lanjut di sektor kendaraan listrik. Berbagai perusahaan otomotif besar telah berkomitmen untuk meningkatkan produksi dan inovasi teknologi demi mengejar ketinggalan di pasar ini. Rencana investasi miliaran dolar dalam riset dan pengembangan menciptakan optimisme akan masa depan yang lebih baik.
Di Tiongkok, pemerintah berencana untuk memperlebar jaringan infrastruktur pengisian daya untuk mendukung akselerasi penggunaan mobil listrik. Ini merupakan langkah strategis agar masyarakat lebih mudah mengakses kendaraan listrik, terutama di wilayah-wilayah dengan kepadatan populasi tinggi.
Di Eropa, setiap negara memiliki pendekatan masing-masing, tetapi semua sepakat bahwa transisi menuju kendaraan listrik harus diutamakan. Peluncuran program subsidi untuk konsumen yang membeli kendaraan listrik diharapkan dapat mempercepat proses ini dan merangsang minat masyarakat.
Sementara itu, Amerika Serikat diharapkan dapat kembali menyesuaikan kebijakan perpajakan untuk mendukung industri mobil listrik. Rencana untuk mendukung pengembangan teknologi ramah lingkungan diharapkan bisa membawa kembali tren positif di pasar ini.
Dengan adopsi mobil listrik yang semakin meluas, tantangan seperti penyediaan baterai yang berkelanjutan juga menjadi perhatian utama. Kemitraan antara pemerintah, produsen, dan masyarakat sipil diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik dan berkelanjutan untuk mobilitas masa depan.