
Kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) semakin mendapatkan perhatian masyarakat di berbagai belahan dunia. Dengan manfaat lingkungan yang signifikan, kendaraan ini menjadi pilihan ideal untuk mobilitas sehari-hari yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Pentingnya inovasi dalam teknologi baterai menjadi salah satu pilar utama yang mendukung pertumbuhan sektor kendaraan listrik. Berbeda dengan kendaraan berbahan bakar fosil, EV sepenuhnya bergantung pada baterai sebagai sumber tenaga utama, menjadikannya titik fokus pengembangan selanjutnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi, jenis-jenis baterai untuk kendaraan listrik pun bervariasi, masing-masing dengan keunggulan dan karakteristik yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa jenis baterai yang umum digunakan saat ini serta yang diperkirakan akan menjadi tren di masa depan.
Berikut adalah beberapa jenis baterai EV yang populer dan memiliki potensi besar di masa depan, dari Lithium-Ion hingga opsi alternatif lainnya.
Jenis Baterai Li-Ion yang Umum Digunakan dalam Kendaraan Listrik
Salah satu jenis baterai paling terkenal adalah lithium-ion yang telah digunakan selama sekitar tiga dekade. Mula-mula, baterai ini dikenal dalam perangkat elektronik seperti kamera video, tetapi sekarang sudah berkembang jauh untuk mengakomodasi kendaraan listrik.
Baterai lithium-ion terdiri dari beberapa varian, dua di antaranya adalah NCM (Nickel, Cobalt, Manganese) dan NCA (Nickel, Cobalt, Aluminium). Komposisi material pada katoda menentukan performa baterai, yang sangat penting untuk aplikasi kendaraan listrik.
Contoh dari baterai ini adalah NCM 712, yang memiliki proporsi campuran 70% nikel, 10% kobalt, dan 20% mangan. Semakin tinggi kandungan nikel, semakin besar juga kepadatan energi yang dapat dihasilkan, yang menjadi alasan mengapa banyak produsen memilih tipe ini.
Keunggulan Baterai Lithium Ferro-Phosphate untuk Kendaraan Listrik
Selain baterai lithium-ion NCM dan NCA, ada juga baterai Lithium Ferro-Phosphate (LFP) yang popularitasnya meningkat, khususnya di kalangan produsen mobil asal Tiongkok. Salah satu keunggulan baterai LFP adalah daya tahannya yang lebih baik dan biaya produksinya yang lebih rendah dibandingkan jenis lainnya.
Material yang digunakan pada baterai LFP juga lebih mudah dijangkau, menjadikannya alternatif yang ekonomis. Namun, penting untuk dicatat bahwa kepadatan energi dari baterai LFP lebih rendah jika dibandingkan dengan NCM atau NCA.
Rendahnya kepadatan energi tersebut disebabkan oleh tegangan maksimum yang lebih rendah, ditambah dengan pergerakan ion litium yang hanya dalam satu dimensi. Hal ini mengakibatkan daya pengosongan maksimum pun tidak dapat mencapai performa optimal, sehingga baterai LFP kurang cocok untuk kendaraan listrik berkinerja tinggi.
Inovasi Terkini dalam Teknologi Baterai Kendaraan Listrik
Inovasi sedang berlangsung di dunia baterai EV, dengan berbagai penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kepadatan energi, efisiensi, dan daya tahan baterai. Misalnya, pengembangan baterai solid-state yang menjanjikan performa lebih tinggi dibandingkan baterai lithium-ion tradisional.
Baterai solid-state menggunakan elektrolit padat yang meningkatkan keamanan dan kepadatan energi. Hal ini berpotensi mengurangi risiko kebakaran serta memperpanjang umur pakai baterai, menjadikannya pilihan menarik untuk kendaraan listrik masa depan.
Di sisi lain, teknologi pengisian cepat juga terus dikembangkan untuk mempercepat waktu pengisian baterai di kendaraan listrik. Pengisian yang lebih cepat tidak hanya meningkatkan kenyamanan pengguna tetapi juga membuat kendaraan listrik semakin kompetitif dengan mobil konvensional.
Peran Sumber Energi Terbarukan dalam Pengisian Kendaraan Listrik
Peningkatan penggunaan energi terbarukan dalam pengisian baterai kendaraan listrik juga menjadi tren yang menarik untuk diperhatikan. Dengan memasukkan energi matahari atau angin dalam mix energi, kendaraan listrik dapat beroperasi dengan lebih ramah lingkungan.
Penggunaan panel surya pada stasiun pengisian akan memungkinkan pemilik kendaraan untuk mengisi daya dengan sumber energi yang tidak mengeluarkan emisi. Hal ini berpotensi mengurangi jejak karbon dari kendaraan listrik secara keseluruhan.
Masalah infrastruktur pengisian juga menjadi aspek yang perlu ditangani. Dengan lebih banyak stasiun pengisian menggunakan energi terbarukan, kendaraan listrik akan semakin diminati dan membuat pengguna merasa lebih nyaman saat berkendara.